28 September 2011

Dharmasraya Dilanda Hujan Es dan Puting Beliung

Puluhan Rumah dan Masjid Rusak

DbClix

Musibah tak henti-hentinya melanda Kabupaten Dharmasraya. Setelah pekan lalu irigasi induk Batanghari jebol yang menyebabkan ribuan hektare sawah kekeringan, kemarin (27/9) sekitar pukul 15.00 WIB, hujan es dan angin puting beliung melanda kabupaten pemekaran Sijunjung itu.

Dalam musibah yang persisnya terjadi di Jorong Koto Simpang 14 dan Jorong Tarantang, Kanagarian Sialangbaru, Kecamatan Kotobaru itu, puluhan rumah rusak tertimpa pohon, dan ada pula yang atapnya beterbangan.

Masjid Taqwa Jorong Tarantang, Kecamatan Kotobaru juga mengalami rusak di bagian kubahnya. Seorang bayi berusia sekitar tiga bulan, dilaporkan sempat pingsan akibat tertimpa hujan es, sebelum diselamatkan.

Padang Ekspres yang memantau kedua jorong itu, melihat sejumlah pohon-pohon bertumbangan di sejumlah tempat. Sejumlah rumah juga tak beratap lagi. Beberapa pohon tumbang yang menimpa sejumlah rumah, belum disingkirkan. Wakil Bupati Dharmasraya Syafruddin R bersama Ketua DPRD Rudi Hartono, Sekkab Busra dan Kabag Humas Asril, sore itu juga terjun ke lokasi kejadian.


Azwardi, 40, salah seorang warga Jorong Koto Simpang 14 menceritakan, awalnya daerah mereka dilanda hujan es. ”Kejadiannya sekitar  sekitar 15 menit. Lalu diikuti dengan angin kencang sekitar 30 menit. Setelah itu, baru hujan biasa disertai petir,” kata Azwardi. Dia juga menyebutkan, es yang jatuh seukuran kelereng tersebut, sempat dipungut warga. Namun es itu cepat mencair, bila dipegang.

Isa, 31, salah seorang warga yang rumahnya tertimpa pohon mengaku selamat karena saat kejadian dia dan keluarganya tidak sedang di dalam rumahnya. ”Lihatlah rumah saya hancur, namun masih untung kami selamat dari musibah ini,” ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ali Nurdin, 40,  yang kamar belakang rumahnya hancur tertimpa pohon. ”Saat mendengar pohon di belakang rumah saya berderak-derak, saya langsung lari keluar bersama anak saya berusia sembilan tahun. Walau kami selamat, namun rumah kami hancur tidak bisa ditempati lagi,” jelasnya.

Penderitaan yang sama dirasakan Misrawati, 35. Rumahnya hancur ditimpa pohon durian. ”Saat kejadian kami sedang makan. Begitu pohon durian menimpa rumah kami, suami saya langsung mendorong saya keluar dari rumah dan kami selamat,” ucapnya dengan wajah yang masih terlihat cemas.

Syafruddin mengatakan, Pemkab Dharmasraya tidak akan tinggal diam atas musibah yang terjadi. ”Dari laporan yang kita dapat, sedikitnya 25 rumah mengalami kerusakan. Yang rusak parah sekitar lima rumah. Di samping itu, banyak juga atap rumah yang berterbangan. Kita akan bantu warga secepatnya,” janji Syafruddin. Rudi Hartono mengatakan DPRD bersama Pemkab segera akan membantu warga.


Bersifat Lokal
Kasi Observasi dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika Sumbar) Syafrizal mengatakan, fenomena hujan es disertai angin puting beliung di Dharmasraya merupakan fenomena lokal. Ini akibat pengaruh awan Cumulo Nimbus (CB), fenomena alam diiringi oleh angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi. Juga, dapat berasal dari multi sel awan,

”Pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar 3–5 km, dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga lebih dari 10 menit, tapi jarang. Jadi, peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata. Karena sifatnya lokal, luasannya kurang dari 10 km dengan durasi sangat singkat.

Ini juga akibat pengaruh cuaca dingin, sehingga bongkahan awan yang jatuh ke bumi tidak menjadi air hujan,” jelasnya kepada Padang Ekspres kemarin (27/9). Ia mengimbau  masyarakat tidak perlu cemas, sembari tetap hati-hati dengan gejala alam ini. Kejadian juga pernah terjadi di Bandung tahun 2008 lalu. (ita/h)

No comments: