Pakar Gempa dan Tsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS) DR. Danny Hilman dan Prof. Kerry Sieh, menjawab keresahan masyarakat Sumatera Barat yang saat ini banyak terpancing isu akan terjadi gempa dan tsunami pada 25 November 2010.
Isu itu disebarkan oleh orang tidak dikenal via SMS ke telepon seluler masyarakat. Akibatnya, sebagian masyarakat yang tinggal dekat pesisir pantai resah dan memilih eksodus, seperti di Kota Padang, Pesisir Selatan dan Pariaman.
Agar warga tidak bingung dalam memperoleh informasi yang benar soal gempa dan tsunami Danny Hilman dan Kerry Sieh pun turun tangan memberikan penjelasan.
Dalam keterangannya yang dikirimkan ke Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) dan diterima Padang Today, Danny dan Kerry mengatakan, penelitian ilmiah tidak atau belum memungkinkan kita untuk memprediksi akan terjadinya gempabumi di Sumatra pada hari, bulan dan tahun tertentu.
"Apabila mendengar ada ramalan atau prediksi tentang akan terjadinya gempabumi pada waktu tertentu, hal tersebut adalah tidak benar, dan pasti tidak berasal dari ahli yang berkompeten," tandas Kerry Sieh.
Penelitian mereka, kata Kerry, menunjukkan bahwa gempabumi dan tsunami mungkin akan terjadi suatu saat dalam kurun waktu beberapa dekade ke depan di wilayah antara kepulauan Batu dan Pagai serta sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang berada di dekatnya.
"Namun demikian, kita tidak dapat menentukan kapan waktu tepatnya di beberapa dekade ke depan tersebut gempa akan terjadi," ingat peneliti yang belum lama ini bersama peneliti LIPI dan EOS lainnya, difasilitasi Staf Khusus Kepresidenan bidang Bencana melakukan penelitian pascatsunami di Mentawai.
Artinya, kata Kerry, generasi muda yang ada saat ini di wilayah tersebut berkemungkinan besar untuk mengalami gempabumi tersebut di masa kehidupannya. Jadi, banyak tindakan yang dapat dilakukan saat ini hingga mendatang untuk mengurangi kerugian jiwa, dan harta benda.
Direktur Eksekutif KOGAMI Patra Rina Dewi usai menerima email dari Kerry dan Danny mengatakan, lima tahun lalu, tepatnya 25 Juni 2005, kedua peneliti tersebut datang secara sukarela ke Kota Padang.
Mereka datang untuk memaparkan hasil penelitiannya kepada para pimpinan di Pemprov Sumbar tentang tantangan gempa dan tsunami yang ada di Sumatera Barat. "Sayang sekali, pada saat itu tidak terlalu mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah," katanya.
Diharapkannya, pernyataan Kerry dan Danny ini, bisa meningkatkan pengetahuan masyarakat agar tidak mudah percaya dengan isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kejelesannya. Di samping itu, terus menggiatkan upaya kesiapsiagaan di tingkat keluarga, begitu juga untuk pemerintah di tingkat kota dan kabupaten.
"Rahasia alam adalah milik Allah semata, tugas kita adalah melakukan ikhtiar yang sempurna sebagai wujud ketawakalan kepada Sang Khalik," ingat Patra.(http://padang-today.com/index.php?today=news&id=23282)
No comments:
Post a Comment