25 November 2010

Gubernur: Waspada Gempa dan Tsunami, Tapi jangan Eksodus

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyatakan isu akan adanya gempa yang beredar lewat SMS berantai, sangat meresahkan warga. Kondisi tersebut membuat warga di sejumlah daerah eksodus, terutama yang tinggal di pesisir pantai.

"SMS itu hanyalah isu atau rumor yang tidak jelas ujung pangkalnya. Jangan dipercaya. Eksodus bukan hal tepat yang dilakukan saat ini," ungkap Gubernur di sela kata sambutannya pada sebuah seminar di Pangeran Beach Hotel, Rabu (24/11/2010).

Dia menyayangkan sebagian masyarakat pesisir pantai yang memilih mengungsi atau eksodus setelah membaca SMS meresahkan tersebut. "Padahal SMS tersebut hanya isu atau rumor dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tegasnya lagi.

Irwan mengatakan hasil penelitian para ahli, terkait gempa dan tsunami di pantai Barat Sumatera tidak dapat dipungkiri. Namun, sejauh ini belum ada ahli maupun teknologi yang bisa menentukan kapan waktunya gempa dan tsunami akan terjadi.

"Hasil penelitian tersebut memang tidak bisa kita abaikan. Namun bukan dengan cara eksodus, tapi cukup dengan kewaspadaan. Jadi, masyarakat tetap sajalah beraktivitas seperti biasa," ujarnya.

Sedangkan pemerintah, di sisi lain, katanya mempersiapkan segala sesuatu sebagai upaya peringatan dini dan antisipasi jika sewaktu-waktu gempa dan tsunami benar-benar terjadi, seperti menyiapkan shelter-shelter dan jalur-jalur evakuasi serta memberikan pendidikan tanggap bencana sebagai upaya mitigasi.

Untuk diketahui sejumlah masyarakat di sejumlah daerah seperti Pesisir Selatan, Pariaman, dan Padang menerima SMS berbunyi seperti : "Ini sekedar info penting dari teman-teman di pemda dan Rumah sakit M Jamil, terkait sosialisasi tim ahli gempa jepang kemarin. Surat rapat tanggap darurat pemda, BNPB dan instansi terkait, dari hasil penelitian pakar gempa Jepang di dasar laut Mentawai sebagai berikut: tepatnya di lokasi Megatrush, ternyata sangat labil untuk patah dalam waktu dekat ini."

"Selanjutnya KOTA PADANG sudah menetapkan status Siaga dari H-3+H3 dari tanggal 25 November, karena tanggal 25 tersebut bertepatan degan bulan purnama/ gravitasi bumi terhadap sejajar dengan planet venus. Di perkirakan gempa itu akan sangat kuat sekali 9 - 11 SR dan 5 menit setelah itu langsung di ikuti tsunami.

Agar tidak semakin meresahkan masyarakat, Gubernur telah pula berkoordinasi dengan Kapolda Sumbar untuk menelusuri dan menangkap penyebar isu via SMS itu.(www.padang-today.com)

No comments: