20 May 2011

Wawancara Khusus soal Prediksi Gempa Jakarta 8,7 SR



Andi Arief: Presiden Instruksikan Kaji Lagi

Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Andi Arief menyatakan adanya potensi gempa 8,7 SR di sekitar Pulau Jawa. Prediksi itu telah disampaikan pada Presiden SBY. SBY pun meminta agar prediksi itu dikaji lagi.

"Instruksi dari beliau adalah dikaji lagi, dihitung ulang. Ditakutkan nanti kalau dia (gempa) berkurang, ya syukur. Tapi kalau lebih? Beberapa peneliti kita takut dengan adanya beberapa jenis katastropik seperti Madrid 5,1 SR yang pernah terjadi. Kemudian juga di Burma itu juga purba. Kita mengkhawatirkan itu akan lebih," kata Andi.

Berikut petikan wawancara lengkap wartawan dengan Andi di kantornya, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (18/5/2011):

Bisa dijelaskan apa maksud pernyataan Anda soal potensi gempa 8,7 SR?

Selama 10 bulan ini Kantor Staf Khusus bekerja sama dengan para ahli peneliti itu mencoba untuk merumuskan konsep mitigasi. Kita ada beberapa kali pertemuan di Istana, mendatangkan tim-tim dari Harvard kemudian pertemuan ahli gempa Indonesia ada tiga kali, Pak Surono, Pak Danny Hilman, Ibu Dwi Korita di Yogya, dan banyak ahli-ahli dari BMKG juga kita kumpulkan, mencari bagaimana sebetulnya konsep mitigasi. Mitigasi adalah pengurangan risiko bencana.

Kita latah bicara mitigasi, sebetulnya ada satu faktor yang dilupakan yaitu kalau kita bicara mitigasi kita harus tahu dulu apa yang mau dimitigasi. Misalkan Jakarta ini apa yang harus kita mitigasi. Banyak orang bicara mitigasi, tapi ibarat perang, belum tahu musuhnya mau memitigasi ya tidak ketemu.

Karena itu kita mengambil satu langkah seperti Jepang, apa itu, mencari sumber-sumber bencana katastropik purba. Katastropik purba ini adalah bentuk bencana yang sangat potensi dan pernah terjadi, dia mengubur peradaban. Contohnya Aceh 2004, itu adalah bencana katastropik. Kenapa katastropik, dia korbannya 250 sampai 300 ribu jiwa.

Artinya apa? 3 Per empat peradaban Aceh itu hilang. Itu salah siapa, itu salah kita semua. Kita tidak pernah mau mengenal sumber-sumber gempa, padahal satu tahun setelah 2004, Tim LIPI sama EOS dan tim ahli kita, sudah meneliti eskapasi geologi di bawah laut dekat Aceh. Ditemukan kota kecil dan bangunan kota yang setelah dieskapasi ternyata 1.400 tahun yang lalu pernah terjadi gempa besar. Artinya apa, bahwa ada siklus dalam geologi siklus, kalau sebuah daerah pernah terjadi gempa, apalagi yang besar, dia pasti mengulang. Andai eskapasi sekarang, Aceh 2004 itu tidak sebanyak itu.

Apakah Anda tidak khawatir pernyataan itu akan membuat panik masyarakat?

Saya tidak khawatir dengan orang-orang yang panik. Saya bersyukur ada yang panik, karena dia masih aware sama nasibnya. Kalau nggak ada yang panik saya justru heran. Kepanikan saya anggap positif, karena pelan-pelan edukasi bahwa kita harus mempercayai penelitian scientific.

Dan hari ini Fauzi Bowo mengeluarkan statement, kita tanggapi dengan bijakasana dan dia mempercayai hasil revisi tim gempa, sudah mempersiapkan mikrozonasi, akan membangun infrastruktur-infrastruktur, beberapa gedung tahan gempa. Saya melihat ada perkembangan bagus, Pak Fauzi Bowo rasional, ini bukan kampanye gubernur, tapi satu sikap yang bisa meniru minimal Gubernur Sumbar.

Sumbar mempercayai itu sekarang pindah ibukota, Ibukota Padang, 15 kilometer menjauhi pantai. Di sana latihan terus, kemudian membangun shelter-shelter mini, kemudian segala upaya dilakukan di Kota Padang.

Artinya alhamdulilah saya, saya senang, karena sudah dua gubernur yang mempercayai pendekatan scientific, satu Pak Fauzi Bowo, satu Pak Irwan Prayitno. Ini satu awal yang bagus bagi kita.

Kita tertinggal jauh, yang namanya Jepang membangun pusat riset 1925, 1924 itu Tokyo diguncang gempa, meninggal 150 ribu orang. Sadar akan itu dia buat pusat riset 1925. Kita baru buat 2011. Kenapa purba yang kita cari agar lebih memudahkan. Tapi tidak harus selalu dipercaya, purba itu, harus diteliti lagi. Ada juga yang bisa membantu kita.

Kita berhasil menemukan beberapa tempat yang menunjukan bencana itu ada. Batu Jawa di Karawang. Batu itu adalah kompleks candi. Di sana kita temukan berdasarkan batuan geologi ada 5 km persegi. Setelah kita geolistrik, kemungkinan besar bisa lebih dari itu.

Ada satu kota terbenam, di bawahnya candi, ada candi yang lebih besar dari candi Borobudur, ada sekitar 1 hektar. Di situlah bukti bahwa ada peradaban tertimbun. Kita perkirakan terkubur ada karena banjir, tapi ada juga bukti bahwa dia terkubur berdasarkan letusan 416. Ada juga yang karena 1883 itu.

Sekali lagi yang meneliti adalah individu-individu, awalnya. Bukan inisiatif dari pemerintah. Baru sekarang ada S2 kegempaan artinya pemerintah sudah bisa kita dorong untuk membentuk lembaga penelitian dan sekolah khusus untuk kegempaan. Kita agak terlambat.

Bagaimana dengan pandangan negatif masyarakat tentang prediksi Anda?

Lembaga-lembaga BNPB, BMKG kita selalu bekerjasama dan mendorong agar mereka juga memfokuskan pada penelitian. Jadi saya mengatakan bahwa hasil penelitian hanya bisa dibantahkan oleh hasil penelitian yang lain. Tidak boleh oleh opini.

Dan apa yang saya sampaikan ini adalah hasil penelitian bekerjasama dengan kita. Yang bisa mematahkan ini adalah hasil penelitian, kalau ada penelitian bisa mengatakan itu gugur, bisa. Selama tidak ada, saya kira kita harus mempercayainya dan ini kenyataan. Saya berharap apa namanya lebih baik kita ambil hikmahnya untuk persiapan mitigasi karena di Jakarta.

Amerika, Jepang sudah karena memprediksi gempa-gempa besar, beberapa dokumen-dokumen penting sudah di simpan di tempat-tempat emergency plan namanya. Kemudian Taiwan pernah gempa 2006 sehingga kita tidak bisa pakai Yahoo selama 20 hari. Kalau gedung cyber, kalau rubuh bagaimana, itu kan protocol internet Indonesia di luar Telkom.

Mulai harus diperiksa jembatan layang, kemudian perbankan, instalasi militer. Artinya bahwa kita tidak perlu takut kita hadapi. Kalau memang gedung harus diperbaiki diperbaiki kemudian juga gedung-gedung internet mesti diperiksa kegempaan. Tidak semua Jakarta akan hancur tidak. Apakah tsunami akan 10 meter, belum tentu. Nanti kita bersama Ristek dan yang lain sedang membuat simulasi seandainya terjadi 8,7 SR dan 8,4 SR.

Apakah hasil ini sudah dilaporkan ke Presiden SBY? Ada instruksi khusus?

Instruksi dari beliau adalah dikaji lagi, dihitung ulang. Ditakutkan nanti kalau dia berkurang, syukur. Tapi kalau lebih. Beberapa peneliti kita takut dengan adanya beberapa jenis katastropik seperti Madrid 5,1 SR pernah terjadi. Kemudian juga di Burma itu juga purba. Kita mengkhawatirkan itu akan lebih.

Ada pesan supaya masyarakat tidak panik?

Saya kira sekarang ini zaman keterbukaan, orang bisa lihat lewat internet, bisa lihat mana saja dan tidak boleh ada yang begini tidak boleh ditutupi. Dan ini penelitian pribadi lho, yang disampaikan kepada kita dan mau bekerjasama dengan kita.

Harus disampaikan kepada publik, karena ibarat perang, bukan hanya TNI/Polri, tapi masyarakat juga tahu agar bersama sama menyiapkan diri. Kalau kita tidak lakukan koordinasi justru investor akan lari. Tapi kalau pemerintah bersungguh-sungguh, investor tidak akan lari dan bahkan saya yakin perusahaan di sini menyambut baik.

Gempa Aceh pernah terjadi sebelumnya. Di Jakarta apakah ada juga sebelumnya?

Saya dalam beberapa kesempatan tidak pernah menyebut Jakarta akan gempa, tapi Jakarta dipengaruhi daerah sekitar. Walaupun ada tahun 1699 tahun 1752, tahun 1722, tahun 1757, itu ada beberapa dokumen menyatakan Jakarta pernah gempa.

Ada gedung wayang gedung apa. Saya tidak berani mengatakan itu karena belum diteliti. Saya baru akan katakan kalau itu sudah diteliti. Tiga tempat yang baru diteliti Siberut, Selat Sunda dan Sesar Lebak.

Apapun risikonya akan saya tempuh karena sudah diteliti. Kalau Jakarta sumber gempa, banyak yang bilang itu, tapi saya hanya bisa bilang bahwa dalam sejarah banyak catatannya tapi apakah betul sumber gempa di Jakarta sendiri, saya belum bisa mengatakan.

Jadi imbasnya akan ke Jakarta?

Itu tadi, seperti Meksiko hancur. Meksiko 285 gedung dulu. Ya Meksiko, Meksiko 8,1 lho SR nya. Artinya cuma lebih jauh. Kalau ini 379 km.

Kalau terjadi di Selat Sunda apa sampai Jakarta?

Tidak sampai 150 km tidak sampai 200 km ya silakan dihitung. Struktur tanahnya sama. Struktur tanah labil, apalagi Jakarta Utara kan, itu bekas reklamasi. Dan sebetulnya, gampang-gampangan saja. Kalau 5,1 SR goyang, masa 8 koma tidak goyang.

Jadi kapan prediksinya gempa ini?

Nggak bisa.

Sekrusial apa sampai harus diumumkan prediksi ini?

Setiap yang sudah penelitian sahih harus diumumkan. Betul.

Tindak lanjut dari penelitian ini?

Itu sudah tanggungjawab pemerintah pusat, tanggung jawab pemerintah daerah, tanggung jawab kita semua kan ada BNPB, DPR juga. Saya ulangi satu kesulitan BNPB dia lebih banyak disetujui pascabencana.

DPR timbang ribut soal gedung nggak karuan, lebih baik coba pikirkan bersama soal kegempaan. Semua gunung yang meletus sekarang yang di luar kebiasaan, Sinabung, Bromo, Merapi, kemungkinan besar Kelud, dan kegempaan juga kegempaan-kegempaan di luar kebiasaan.

Jadi sudah layaknya DPR duduk bersama pemerintah untuk bicara soal ini, potensi yang besar. Saya bukan menikmati ada bukti Candi Jiwa di Karawang. Silakan anda periksa sendiri kenapa Candi Jiwa terkubur, hilang. Saya tidak ingin mengatakan. Saya cuma takut kehilangan peradaban. Saya tidak ingin bangsa kita jadi bangsa bodoh karena tidak mengerti. Menurut saya kejadian di Aceh kita bodoh, kita kecolongan.

Kalau tidak bisa diprediksi kenapa dipublikasikan?

Terlambat, harusnya lebih cepat. Sudah 10 bulan. Sebetulnya sudah beberapa kali sudah saya kemukakan ke publik juga. Saya masih bingung orang kok bilang pengalihan isu. Masa nasib orang kita alihkan isu.

Kepanikan di masyarakat apa jadi sinyal positif?

Sinyal positif artinya masyarakat aware, peduli terhadap nasib. Dan yang bisa menyatakan bahwa ini salah ada penelitian lagi. Dan ini makanya saya menghindar untuk menjadikan semacam talk show.

Ilmu tentang kebumian ini, orang yang tahu sedikit. Sekarang sudah ada USG untuk orang hamil. Tapi nggak bisa sampai ke dalamnya. Itu kenapa katastropik purba, itu untuk mengejar ketinggalan.

Dulu Bandung semua danau. Kita sedang coba untuk lihat janganjangan, zaman pra sejarah ada di Indonesia. Kan sudah ditemukan homo mojokensis. Ada beberapa bukti yang belum bisa kita ekspos zaman pra sejarah ada di Jawa Barat ada.

Tujuan mengumumkan soal prediksi ini apa?

Memberi peringatan pada publik, bahwa sebenarnya sudah berkali-kali. Cuma baru kemarin. Contohnya Padang, saya tanggal 13 oktober ke Padang bersama Pak Prayitno yang merupakan gubernurnya, paparan depan pemda. Wartawan menulis, saya dimaki maki.

Saya laporkan ke Presiden di pesawat. Pemdanya kemudian sekarang mendengar pindah ibukota, ada perda tentang tata ruang, kemudian ada perda tentang pembangunan shelter mini, kita gagas pembangunan kebun binatang. Ini saya nggak main-main.

Karena wartawan latar belakang politik. Saya betul-betul serius, karena ini ilmu yang baru dan saya banyak belajar, saya berkomunikasi dengan banyak ahli gempa bumi di Indonesia, misalkan dengan Dr Robert di Amerika, juga berkomunikasi dengan salah satu yang agak intensifnya, saya berkomunikasi dengan Dr San.(mad/vit)

sumber: http://www.detiknews.com/read/2011/05/18/182604/1641927/158/andi-arief-presiden-instruksikan-kaji-lagi-prediksi-gempa-87-sr?nd991107158

DbClix

No comments: