Tsunami yang menyapu Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober lalu dan menewaskan lebih 500 warga setempat, ternyata juga sampai ke Kota Padang.
"Tsunami mencapai Kota Padang setinggi 40 cm, pulau Enggano 40 cm, dan Nias 60 cm. Persis seperti versi BMKG," ungkap Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief, usai menghadiri ekspos Tim Survey Tsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS) yang baru saja pulang melakukan penelitian pasca tsunami Mentawai, Jumat (19/11/2010) di Jakarta.
Dari hasil penelitian itu, para pakar juga mengungkapkan banyaknya jatuh korban jiwa karena masyarakat menganggap gempa yang saat itu pelan, tidak akan diikuti tsunami. Gempa tidak berguncang signifikan, sehingga masyarakat kembali masuk ke rumah. Lalu tidak berapa lama kemudian, terkejut tiba-tiba datang tsunami.
"Jadi, tsunami gempa Mentawai 7,2 SR di Pagai itu di luar perkiraan masyarakat. Gempa terasa pelan dan lama, membuat sebagian ragu lari ke bukit," jelas Andi Arief.
Padahal, kata Andi Arief, gempa yang terasa pelan berayun itu ternyata diikuti suara bunyi jet (pesawat) sebagai tanda tsunami datang. "(Tinggi tsunami) bervariasi, dari 8 meter sampai 14 meter," katanya.
Sebelum ini, para peneliti juga mengakui dalam simulasi mereka, tidak ditemukan adanya gempa pelan bisa menimbulkan tsunami setinggi hingga 14 meter. Artinya, peristiwa di Mentawai katanya jadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk senantiasa waspada jika datang gempa.
"Gempa walaupun terasa pelan seperti ayunan, jika terjadi lebih dari 60 detik, maka gempa itu sama dengan di atas 8 SR, potensi tsunami," bebernya.
Sebagaimana diketahui pada awal November lalu, para pakar gempa dan tsunami dari LIPI dan EOS difasilitasi Kantor Staf Khusus Kepresidenan bidang Bencana dan Bantuan Sosial melakukan penelitian di Mentawai.
Para pakar yang berangkat adalah DR Danny Hilman, Ir Bambang Widyoko, M.SC, dan DR Eko Yulianto dari LIPI, Prof Kerry Siech (Singapura), DR.Jose Borrero (Amerika), DR Herman Fritz (Amerika), DR Li Lin-Lin (Singapura), Mr Qiu Qiang (NTU Singapura), Mr Tius (ITB), DR Nishimura (Jepang), dan Prof DR Kenzi Shitake (Jepang).(*)
No comments:
Post a Comment