Ribuan masyarakat Kota Padang hadiri peringatan satu tahun gempa 30 September 2009. Acara yang diadakan di Taman Melati Padang, Kamis (30/9/2010) ini, penuh haru.
Isak tangis keluarga korban pecah saat selubung monumen gempa di taman itu, dibuka Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim. Pada monumen itu tertera nama 383 korban kedahsyatan gempa 30 September lalu.
Pantauan di lokasi, Kamis (30/9/2010) suasana haru sudah terasa sebelum detik-detik peringatan gempa itu dilakukan. Foto korban gempa yang dipajang di pagar-pagar monumen gempa membuat sejumlah keluarga korban tak dapat menahan tanggisnya.
Acara peringatan satu tahun gempa 30 September dimulai pada pukul 16.30 wib. Tampak hadir dalam peringatan itu sejumlah duta besar dari negeri sahabat seperti Arab Saudi, Brunei Darussalam, Australia, Jepang, Malaysia, Belanda, Rusia dan Belgia.
Mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, juga terlihat hadir dalam peringatan satu tahun gempa 30 September itu. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kala yang sebelumnya disebut-sebut hadir dalam peringatan tersebut, tak muncul sampai acara usai.
Sangar Samanjana Commmunity membuka pergeralan dramatisasi peristiwa gempa itu dengan menakjubkan dan memukau ribuan mata penonton yang menyaksikan peringatan hari bersejarah itu bagi masyarakat Minangkabau.
Enam orang muda-mudi dari Sanggar Samanjana Community menampilkan atraksi yang memikat dan mendapat tepuk tangan dari para undangan yang hadir dalam acara itu.
Pembacaan puisi yang dikarang oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) pun ikut menjadi salah acara puncak dalam detik-detik peringatan satu tahun gempa di ranah minang.
Tepat pada pukul 15.17 wib, bunyi sirene peringatan gempa dan tsunami membahana.Seiring itu juga selubung penutup monumen gempa pun dibuka. Ribuan mata lalu tertuju pada monumen itu.
Monumen gempa sendiri terdiri dari empat bagian. Satu monumen berada di tengah, satu monumen ada di kanan dan dua monumen ada di sisi kiri. Pada bagian kanan dan kiri tertulis nama 383 korban gempa 30 September.
Satu persatu undangan yang hadir meletakan karangan bunga pada monumen gempa, setelah itu giliran keluarga korban yang meletakan karangan bungan di monumen gempa itu. Hampir sebagian besar keluarga korban menitikan airmata saat meletakan karangan bunga di monumen gempa.
Bahkan, ada juga korban gempa yang histeris saat membaca nama keluarganya terpampang di monumen gempa itu. Ada juga keluarga korban yang jatuh pingsan saat mengenang kembali kerabat yang mereka kasihi.
Sesama keluarga korban saling berpelukan dan saling menguatkan satu sama lainnya. Sambil memeluk foto keluarga mereka yang menjadi korban.
Tak sedikit juga warga Kota Padang yang memanfaatkan peresmian monumen gempa itu untuk berfoto ria, di tengah isak tanggis dari keluarga korban yang meninggal di sekeliling mereka.
Walikota Padang Fauzi Bahar meminta korban gempa kembali bangkit dari keterpurukan dan kepada keluarga korban yang ditinggalkan diharapkan bersabar.
"Ini sudah kehendak dari yang Maha Kuasa dan tak seorangpun yang bisa melawan kehendak dariNya. Mari bersama kita lupakan masa lalu dan kita bangun kembali ranah minang,"ucapnya
Orang nomor satu di Kota Padang ini menyebutkan, dicantumkannya nama korban gempa di monumen itu sebagai bentuk penghargaan bagi korban yang telah meninggal.
Selain itu agar kelak generasi muda di masa datang tak akan melupakan peristiwa yang memilukan itu. Siklus gempa terjadi setiap 150 tahun. Diharapkan monumen gempa ini dapat menjadi peringatan agar kelak jumlah korban tak lagi bertambah.
"Tahun 1632 dan 1864 di Padang pernah diguncang gempa hebat, namun karena tak adanya monumen atau pertanda yang menginggatkan akan keganasan gempa itu, masyarakat menjadi lengah. Saya berharap monumen ini kelak bisa bermafaat bagi anak cucuk di masa yang akan datang,"tuturnya.
Fauzi menuturkan saat ini masih banyak sarana dan prasarana yang belum diperbaiki. Hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran yang ada.
"Setahun pascagempa masih banyak bangunan yang belum dirobohkan, sarana pendidikan, pasar dan rumah ibadah yang belum dibangun. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak untuk warga Kota Padang. Sedikit bantuan para donatur sangat berharga bagi kami. Jangan satu miliar, satu supermipun akan tetap kami kejar,"ucapnya.
Monumen gempa akan dijadikan sebagai salah satu objek wisata. Hal ini bertujuan agar masyarakat luar atau warga minang di perantauan dapat mengingat keganasan dari gempa 30 September.
"Ini adalah bukti sejarah yang akan selalu di kenang. Disini 383 orang warga Padang telah menjadi korban. Badai telah berlalu dan saatnya kita kembali membangun negeri,"ucapnya.
Ditempat terpisah Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim juga menghimbau warga minang untuk kembali bangkit. "Mari bersama-sama kita bangun kembali daerah kita yang hancur akibat gempa. Tidak ada guna kita menyesali takdir yang sudah digariskan Tuhan. Setiap kejadian ada hikmah yang dapat dipetik,"sebutnya. [Gusti Ayu Gayatri]
sumber: www.padang-today.com
01 October 2010
Tak Kuasa Menahan Haru, Keluarga Korban Gempa Jatuh Pingsan
Label:
Sosial
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment